Sabtu, 09 Maret 2013


SONIC LINGUSTIC : Modal Gondrong, Menang Nasib

SERPONG -- "Modal kami Cuma rambut gondrong tapi kami menang nasib”.  Hal tersebut di ungkapkan oleh Fahri salah satu peserta lomba Graffiti SONIC LINGUISTIC dari Universitas Ibnu Khaldun, sabtu (9/3).

Menurutnya eksistensi seseorang dilihat dari fungsionalnya oleh sebab itu mereka sangat optimis dalam mengikuti lomba karena bukan penampilan yang dinilai tapi hasil karya yang diutamakan, rambut gondrong yang menjadi daya tarik bagi mereka yang membuat mereka percaya diri, terlihat santai dan tidak ada rasa keraguan serta ketakutan apalagi nerves dalam mengikuti lomba.

Perlombaan Graffiti merupakan lomba yang mengasah potensi, kreasi dan inovasi yang sudah diadakan tiga kali berturut-turut dalam acara SONIC LINGUISTIC yang diadakan oleh MAN Insan Cendekia, lomba Graffiti kali ini mengusung tema “PERANG DUNIA KE TIGA”, yang berlangsung sangat meriah terbukti dari jumlah peserta yang lebih meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang jumlah pesertanya hanya sepuluh group yang sekarang meningkat menjadi dua puluh yang setiap group terdiri dari maksimal empat orang.

Lokasi lomba Graffiti yaitu di gerbang utama MAN Insan Cendekia yang mengundang banyak mata untuk melihat lomba tersebut, karena hasil karya yang dibuat oleh peserta sangat bagus dan unik serta menarik, lomba Graffiti kali ini dibagi dua sesi. Sesi pertama dari jam 09:15 sampai 12:15 dan sesi ke-dua jam 12:30 sampai 14:30.

Fahri, Hadi, Joko, Anton adalah peserta Graffiti dari Universitas Ibnu Khaldun yang mereka namai dengan group “Tas-Tas”, mereka peserta yang sangat antusias dalam mengikuti lomba dan berambisi untuk jadi juara, walawpun lomba kali ini mereka tidak memiliki persiapan yang matang namun itu semua tidak menjadi kendala bagi mereka karena ini merupakan ajang untuk menuangkan hoby mereka dan untuk berprestasi.

Pada lomba Graffiti kali ini mereka menggunakan teknik lukis yang yang bahan dasarnya ialah cat tembok dan media triplek yang dipoles dengan pylox sebagai polesan terahir yang tujuanya untuk pencerahan warna.

“Kami tidak mau diremehkan walaupun kami terlihat tidak memiliki kemampuan tapi kami akan buktikan nanti hasilnya”, ujar Joko. Dengan bermodalkan iseng dan menyalurkan hoby mereka mampu membuat Graffiti dengan baik.

Dengan penuh kerja keras dan kreatifitas yang tinggi ahirnya mereka dapat menyelesaikan karyanya sebelum waktu yang ditentukan habis, dan mereka sangat puas dengan hasil karya mereka bahkan melebihi dari apa yang mereka harapkan.

Detik-detik terahir yang mendebarkan yaitu tepatnya pada saat pengumuman juara jam 17:12, akhirnya dengan semangat yang membara, percaya diri yang tinggi serta ambisi yang besar untuk menjadi juara mereka mendapatkan hasil yang memuaskan, mereka mendapatkan gelar “BEST CREATIVE” dengan perolehan nilai sebesar 700 point. Semua itu menjadi bukti bahwa penampilan bukan menjadi hal utama tapi hasil yang maksimal yang paling terpenting, “ ini bukti dari janji kami” ujar Anton.

Galih selaku Koordinator lomba Graffiti SONIC LINGUISTIC berharap kedepannya agar lomba Graffiti SONIC LINGUISTIC ini semakin populer dan dapat dicintai masyarakat.

(Mariam)

2 komentar: